Sabtu, 19 Maret 2016

Dewasa

        Dewasa. Satu kata yang menyimpan banyak definisi. Tergantung pada setiap orang yang memaknainya. Dari segi biologis, dewasa diukur dari usia seseorang. Sedangkan dari sisi psikologis, dewasa diukur dari cara seseorang menyikapi berbagai hal dalam hidupnya. Baik senang ataupun sedih.
        Seringkali aku membaca, bahwa dewasa bukan hanya tuntutan biasa. Tapi suatu keharusan. Melihat dari banyak sisi, bukan hanya dari keegoan yang tak pernah berujung. Membuka mata, telinga, hati, mencerna segala hal yang mungkin bahkan belum pernah kita alami.
        Hal yang kurasa paling sulit dari menjadi dewasa adalah menentukan pilihan. Mulai memasuki fase hidup di mana harus memilih, hidup atau mati, logika atau perasaan. Dan parahnya kadang otak dan hati bekerja tidak sinkron. Apapun itu, memilih bukan berarti harus lebih sempurna, harus lebih baik, tapi harus tepat. Pas. Baik waktu, tempat, atau suasana. Dan yang bisa kita lakukan setelahnya hanyalah berdoa pada Tuhan agar keputusan yang kita ambil benar.

Jumat, 11 Maret 2016

Kamu

Kamu seperti muatan negatif yang menarikku kepadamu. Kamu memberiku gaya dan semangat untuk berusaha sehingga aku berpindah ke jalan yang lebih baik. Jika aku dihubungkan dengan kardiograf, aku yakin amplitudo gelombang detak jantungku makin besar setiap aku bersamamu. Aliran darahku terasa makin deras, seiring dengan menyempitnya pembuluhku. Saraf simpatikku bekerja, dan seringkali aku menahan nafas tiap melihat senyummu. Kamu modus yang paling sering muncul di pikiranku. Melengkapi hari-hariku. Jadi, seberapa besar peluangku untuk menjadi teman hidupmu?