Kamis, 23 Maret 2017

Journey of College Life: Menyesalkah Aku Berkuliah di Perguruan Tinggi Swasta?

          Kuliah di perguruan tinggi swasta. Pernyataan ini sering aku lontarkan dan dibalas dengan banyak sekali macam-macam pertanyaan dari orang lain.
"Kenapa gak di PTN?"
"Loh kamu yakin kuliah di swasta?"
"Kamu gak mau nyoba tes masuk PTN lagi tahun ini?"
"Sayang banget sih, kenapa?"
          Dan banyak lagi yang lainnya.
          Aku tahu hal ini sangat wajar untuk ditanyakan, tapi balik lagi.. Semua hal punya positifnya dan setiap orang punya jalannya masing-masing.
          Semester akhir di SMA, aku mengalami krisis identitas. Hilang arah tujuan. Bahkan aku bingung ingin mengambil jurusan apa saat kuliah. Satu-satunya yang terlintas di pikiranku hanya Pendidikan Matematika Universitas Lambung Mangkurat. Yah, kurasa aku cukup beruntung karena masih punya cita-cita menjadi guru. Setidaknya gak kosong banget gitu.
          Singkat cerita, aku berkesempatan untuk mengikuti SNMPTN. Aku mendaftar di jurusan Pendidikan Matematika dan Pendidikan IPA Universitas Lambung Mangkurat. Dan tentu kalian sudah tahu pasti bahwa aku tidak lulus. Saat itu, aku menangis. Aku sudah tahu kemungkinan aku tidak lulus, tapi tetap saja rasanya aku tidak siap.
          Dengan persiapan yang seadanya, dan hati yang sangat tidak yakin aku mendaftar tes SBMPTN. Jangan ditanya betapa gugup dan pesimisnya aku.
          Aku juga mendaftar di STKIP PGRI Banjarmasin. Lagi-lagi dengan jurusan yang sama, Pendidikan Matematika. Kayaknya terlalu cinta dengan matematika, hahaha.
          Hari itu, aku mengikuti tes di STKIP. Hujan deras, ruangan ber-AC, rasanya beku. Belum lagi di hari yang sama hasil tes SBMPTN diumumkan sore harinya. Hasil tes SBMPTN persis seperti apa yang aku takutkan, tidak lulus. Beberapa teman dekatku terkejut, mereka bilang "kenapa bisa?". Ya jelas bisalah, mungkin nilaiku kurang dari passing grade. Aku berusaha untuk kuat, tapi tetep aja.. nangis lagi.
          Orang tuaku menawarkan apa aku mau coba jalur mandiri. Awalnya aku mau, sudah mendaftar tesnya juga. Tapi setelah melalui beberapa pertimbangan, aku memilih kuliah di STKIP aja. Dengan konsekuensi diteror banyak pertanyaan mengapa memilih PTS, tentu.
          Saat perkuliahan dimulai, aku merasa sedikit terkejut karena kelasku hanya terdiri dari 16 orang. Sepi amat. Beda jauh dengan satu kelas di ULM yang bisa sampai 40 orang.
          Dari jumlah orang yang sedikit ini ternyata memberi banyak keuntungan. Belajarnya lebih nyaman, lebih fokus, lebih mudah diserap. Walaupun kadang membagi kelompok untuk tugas agak sedikit susah.
          Di STKIP ada banyak organisasi. Dan entah kerasukan apa, aku yang agak introvert dan nggak pernah ikut organisasi tiba-tiba aja pengen ikut. Sampai hari ini aja kadang masih suka gak percaya.
          Dari organisasi, aku belajar banyak hal yang nggak terduga. Kayak jadi kenal dengan kakak tingkat, kalau gak ikut organisasi mah boro-boro kali yak.. aku agak ansos gini. Belajar bikin surat resmi mulai dari bikin kop suratnya sampai selesai. Pertama kali bikin harus ngeprint berulang-ulang karena masih ada kesalahan mulu. Menguras emosi banget.
          Belajar public speaking. Percayalah ini susaaaah.. harus bener-bener konsentrasi dan tenang. Belajar time management dengan sendirinya. Belajar mengatasi masalah dengan cepat dan tepat. Dan yang paling penting, akhirnya aku belajar ngendarain motor sendiri di jalan raya. Akhirnya.
          Sekarang akreditasi program studiku masih C, dan sedang menuju proses ke B. Karena aku termasuk anggota HIMATIKA STKIP PGRI Banjarmasin, aku sama anggota yang lain sering diminta ngebantu dosen nyiapin keperluan buat reakreditasi. Dari situ aku ngerti segimana ribetnya, seberapa banyaknya berkas yang harus dikirim.. Jadi lebih ngerti lagi kalau nggak ada hal yang instan.
          Menyesal gak aku kuliah di PTS? Jawabannya enggak sama sekali. Aku percaya kalau ini udah jalan terbaik buat aku. Kalau aku kemaren lulus di PTN, mungkin aku nggak bakal belajar hal-hal yang udah aku sebutin tadi dengan proses secepat dan semenyenangkan ini.
          Inget aja, setiap orang punya tempat, waktu dan momen yang pas untuk diri masing-masing.
.
.
.
Note : Aku cuma mau sharing, kuharap ini bisa jadi self reminder juga buat aku. Makasih ya sudah mau baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar